Selasa, 31 Januari 2012


Tradisi di Pangkalan menjelang Bulan Suci Ramadhan

Acara alek Nagari “Potang Balimau” di Kenagarian Pangkalan Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. Lima Puluh Kota
 
I. 1.  Pendahuluan
Potang Balimau adalah suatu Alek Nagari Pangkalan yang sudah menjadi tradisi dari tahun ketahun dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan. Tiga hari menjelang Potang Balimau ini, ada hari yang dinamakan yaitu hari pertama hari Bangai, hari kedua dinamakan Pagi Bantai (hari menyembelih hewan) hari ketiga dinamakan hari Potang Balimau. Dalam kegiatan Potang Balimau ini diadakanlah pertandingan. Seperti Pacu Sampan dan Bimbau.
Potang balimau ini bertujuan :
a. Meningkatkan kebersamaan antara masyarakat di Pangkalan, baik yang ada di Nagari Pangkalan maupun rantau.
b. Mengembangkan tradisi yang sudah turun temurun dari tahun ketahun.
c. Memeriahkan datangnya bulan suci Ramadhan.
d. Memotivasi semangat generasi muda melalui kegiatan yang diadakan.

2. Yang hadir
Dalam pelaksanaan kegiatan potang balimau ini yang hadir Pitopang 4 Niniak, Mamak Nan 5 Suku, Penghulu Nan 12, Alim ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang, Pemuda, Tokoh Masyarakat baik yang ada di Pangkalan maupun di Perantauan, serta Bupati Lima Puluh Kota dan Instansi terkait.    

3. Biaya
Dalam pelaksanaan kegiatan Potang Balimau ini banyak memakan biaya sampai berpuluhan juta. Biaya ini datangnya dari perantau-perantau, PT, Dinas Pariwisata, inset pacu sampan, Bank, masyarakat, dan lain-lain.


II.    Kendali Wawancara
1.1. Diswanto umur 30 th, pekerjaan Wali Nagari Pangkalan, hari Selasa tanggal 10 Januari 2012, jam 11.20 – 12.30
2. Zamzami umur 65 th, Pemuka Masyarakat, hari Rabu tanggal 11 Januari 2012, jam 16.30 – 18.00
3. Arlis umur 49 th, Pemuka Masyarakat, hari Kamis tanggal 12 Januari 2012, jam 19.30 – 21.00
4. Nursiar umur 77 th, Ibu ruma tangga, hari Minggu tanggal 15 Januari 2012, jam 9.45 – 10.40

2.         Potang Balimau tujuannya adalah Rasa kekeluargaan yang menyatu dimasyarakat Pangkalan Tiga (3) hari menjelang Potang Balimau, hari pertamanya dinamakan Bangai, hari keduanya dinamakan Pagi Bantai, hari ketiganya baru Potang Balimau.

   a. Bangai
            Nama Bangai ini diambil dari nama binatang yaitu Lebah. Dimasyarakat Pangkalan bukan bangai seperti lebah tetapi sifat kemasyarakatannya. Disitu terkesanlah hubungan kemanakan dengan mamak.Disini anak kemanakan pergi menjelang mamak sambil membawa Beras dan pulut yang dimasukan kedalam sumpik.Isi sumpik untuk beras sebanyak 3 liter, pulut 2 liter dan kelapa satu tali (2 buah) dan sebaliknya setiap rumah Mamak memberikan pula berupa gula merah beserta alat untuk memasak daging dan kain ceta satu kabung untuk anak kemanakan yang perempuan.

   b. Pagi Bantai
            Hari kedua dinamakan Pagi Bantai yaitu bagi Mamak yang punya uang membeli kerbau. Satu ekor kerbau yang punya empat (4) Mamak, dan juga bagi orang yang kaya di Pangkalan juga membeli kerbau. satu ekor kerbau terdiri dari empat (4) orang. Sebelum kerbau tersebut di bantai (disemblih) terlebih dulu kerbau itu diadu. Mana yang kalah itu yang lebih dulu dibantai (disemblih). Setelah dibantai kerbau tersebut dibagi empat. Tiap Mamak membagikan daging tersebut keanak kemanakannya. Disinilah letaknya Anak dipangku kemanakan dibimbiang, urang kampuan dipatenggangkan, Tenggang Nagari Jan Binaso.

   c. Potang Balimau
            Pada pagi bantai sudan sepakat Niniak Mamak dengan Pemuka Masyarakat untuk memeriahkan Bulan Suci Ramadhan. Saciok Bak Ayam, Sadantiang Bak Basi, Sarumpun Bak Sarai, Sasusun Bak Siriah. Pada hari ketiga ini diadakanlah acara yang disebut Potang Balimau. Menjelang Potang Balimau ini diadakan Pertanding Pacu sampan dan Mimbau.
            Pacu sampan ini diadakan disungai. Nama sungainya Sungai Mahat. Pacu Sampan ini  dahulunya siapa yang dapat nomor satu dengan hadiah minyak tanah satu kaleng. Hadiah ini diwakafkan kesurau – surau. Disini tercerminlah hubungan dengan Allah dan hubungan dengan Manusia.
            Mimbau (sampan hias) setiap jorong membuat yang dikerjakan oleh masyarakatnya. Di dalam Mimbau itu ada bunyi-bunyian. Seperti bunyi Talempong dan bunyi Gondang Boguang.
            Pada akhir acara diadakanlah Potang Balimau atau Balimau Kasai. Yaitu Pemuda-Pemudi mandi dengau balimau dan bakasai.


Gambar Acara Potang Balimau